Pengertian,
Penyebab dan dampak Abortus/aborsi
Pengertian, Penyebab dan dampak Abortus/aborsi. Abortus adalah berakhirnya suatu
kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum buah kehamilan tersebut mampu
untuk hidup di luar kandungan, dimana beratnya masih di bawah 500 gram atau
sebelum usia kehamilan 20 minggu
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
- Aborsi Spontan / Alamiah
- Aborsi Buatan / Sengaja
- Aborsi Terapeutik / Medis
Aborsi spontan / alamiah berlangsung
tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel
telur dan sel sperma, sedangkan
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.
Lalu Penyebabnya apa??
1. Faktor janin: dimana terjadi gangguan pertumbuhan pada zigot, embrio atau plasenta.
2. Faktor maternal (Faktor Ibu): terjadi infeksi (virus, bakteri) pada awal trimester 1 dan 2.
3. Faktor eksternal: dapat disebabkan oleh radiasi obat – obatan dan bahan kimia.
Dan Apa dampaknya?
Abortus sangat berbahaya jika dilakukan oleh tenaga yang belum terlatih. Karena dapat mengakibatkan kematian akibat pendarahan yang terus menerus dan infeksi pada saat melakukan abortus. Di samping itu aborsi juga berdampak pada kondisi psikologis. Perasaan sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan bersalah dan penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi.
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.
Lalu Penyebabnya apa??
1. Faktor janin: dimana terjadi gangguan pertumbuhan pada zigot, embrio atau plasenta.
2. Faktor maternal (Faktor Ibu): terjadi infeksi (virus, bakteri) pada awal trimester 1 dan 2.
3. Faktor eksternal: dapat disebabkan oleh radiasi obat – obatan dan bahan kimia.
Dan Apa dampaknya?
Abortus sangat berbahaya jika dilakukan oleh tenaga yang belum terlatih. Karena dapat mengakibatkan kematian akibat pendarahan yang terus menerus dan infeksi pada saat melakukan abortus. Di samping itu aborsi juga berdampak pada kondisi psikologis. Perasaan sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan bersalah dan penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi.
PENYEBAB ABORTUS
Secara garis besar ada 2 hal penyebab Abortus, yaitu :
Maternal.Penyebab secara umum
1. Infeksi akut
• virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis
• Infeksi bakteri, misalnya streptokokus
• Parasit, misalnya malaria
2. Infeksi kronis- Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
- Tuberkulosis paru aktif.
- Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll
Penyebab
paling sering terjadinya abortus dini adalah kelainan pertumbuhan hasil
konsepsi (pembuahan), baik dalam bentuk Zygote, embrio, janin maupun placenta.
EFEK ABORSI
1.
Efek Jangka Pendek
·
Rasa sakit yang intens
·
Terjadi kebocoran uterus
·
Pendarahan yang banyak
·
Infeksi
·
Bagian bayi yang tertinggal di dalam
·
Shock/Koma
·
Merusak organ tubuh lain
·
Kematian
2.
Efek Jangka Panjang
·
Tidak dapat hamil kembali
·
Keguguran Kandungan
·
Kehamilan Tubal
·
Kelahiran Prematur
·
Gejala peradangan di bagian pelvis
·
Hysterectom
APA KATA ALKITAB MENGENAI ABORSI?”
Alkitab
tidak pernah secara khusus berbicara mengenai soal aborsi. Namun demikian, ada
banyak ajaran Alkitab yang membuat jelas apa pandangan Allah mengenai aborsi. Yeremia
1:5 memberitahu kita bahwa Allah mengenal kita sebelum Dia membentuk kita dalam
kandungan. Mazmur 139:13-16 berbicara mengenai peran aktif Allah dalam
menciptakan dan membentuk kita dalam rahim. Keluaran 21:22-25 memberikan
hukuman yang sama kepada orang yang mengakibatkan kematian seorang bayi yang
masih dalam kandungan dengan orang yang membunuh. Hal ini dengan jelas
mengindikasikan bahwa Allah memandang bayi dalam kandungan sebagai manusia sama
seperti orang dewasa. Bagi orang Kristiani, aborsi bukan hanya sekedar soal hak
perempuan untuk memilih. Aborsi juga berkenaan dengan hidup matinya manusia
yang diciptakan dalam rupa Allah (Kejadian 1:26-27; 9:6).
Argumen
pertama yang selalu diangkat untuk menentang posisi orang Kristiani dalam
hal aborsi adalah, “Bagaimana dengan kasus pemerkosaan dan/atau hubungan seks
antar saudara.”. Betapapun mengerikannya hamil sebagai akibat pemerkosaan atau
hubungan seks antar saudara, apakah membunuh sang bayi adalah jawabannya? Dua
kesalahan tidak menghasilkan kebenaran. Anak yang lahir sebagai hasil
pemerkosaan atau hubungan seks antar saudara dapat saja diberikan untik
diadopsi oleh keluarga yang tidak mampu memperoleh anak – atau anak tsb dapat
dibesarkan oleh ibunya. Sekali lagi sang bayi tidak seharusnya dihukum karena
perbuatan jahat ayahnya.
Argumen
kedua yang biasanya diangkat untuk menentang posisi orang Kristiani dalam
hal aborsi adalah, “Bagaimana jikalau hidup sang ibu terancam?”. Pertama-tama
perlu diingat bahwa situasi semacam ini hanya kurang dari 1/10 dari 1 persen
dari seluruh aborsi yang dilakukan di dunia saat ini. Jauh lebih banyak
perempuan yang melakukan aborsi karena mereka tidak mau “merusak tubuh mereka”
daripada perempuan yang melakukan aborsi untuk menyelamatkan jiwa mereka.
Kedua, mari kita mengingat bahwa Allah kita adalah Allah dari mujizat. Dia
dapat menjaga hidup dari ibu dan anak sekalipun secara medis hal itu tidak
mungkin. Akhirnya, keputusan ini hanya dapat diambil antara suami, isteri dan
Allah. Setiap pasangan yang menghadapi situasi yang sangat sulit ini harus
berdoa minta hikmat dari Tuhan (Yakobus 1:5) untuk apa yang Tuhan mau
mereka buat.
Pada 99%
dari aborsi yang dilakukan sekarang ini alasannya adalah “pengaturan kelahiran
secara retroaktif”. Perempuan dan/atau pasangannya memutuskan bahwa mereka
tidak menginginkan bayi yang dikandung. Maka mereka memutuskan untuk mengakhiri
hidup dari bayi itu daripada harus bertanggung jawab. Ini adalah kejahatan yang
terbesar. Bahkan dalam kasus 1% yang sulit itu, aborsi tidak sepantasnya
dijadikan opsi pertama. Hidup dari manusia dalam kandungan tu layak untuk
mendapatkan segala usaha untuk memastikan kelahirannya.
Bagi mereka yang telah melakukan aborsi, dosa aborsi tidaklah lebih sulit diampuni dibanding dengan dosa-dosa lainnya. Melalui iman dalam Kristus, semua dosa apapun dapat diampuni (Yohanes 3:16; Roma 8:1; Kolose 1:14). Perempuan yang telah melakukan aborsi, atau laki-laki yang mendorong aborsi, atau bahkan dokter yang melakukan aborsi, semuanya dapat diampuni melalui iman di dalam Yesus Kristus.
Bagi mereka yang telah melakukan aborsi, dosa aborsi tidaklah lebih sulit diampuni dibanding dengan dosa-dosa lainnya. Melalui iman dalam Kristus, semua dosa apapun dapat diampuni (Yohanes 3:16; Roma 8:1; Kolose 1:14). Perempuan yang telah melakukan aborsi, atau laki-laki yang mendorong aborsi, atau bahkan dokter yang melakukan aborsi, semuanya dapat diampuni melalui iman di dalam Yesus Kristus.
TANGGAPAN GEREJA
Gereja Katolik merupakan satu-satunya lembaga keagamaan
yang dengan lantang menentang aborsi. Untuk Gereja Katolik, aborsi adalah
pembunuhan atas manusia tak berdosa dan yang dalam dirinya tak bisa membela
diri. Maka sangat jelas bahwa Gereja Katolik mengerti tindakan mengaborsi
bukanlah hak azasi melainkan sebaliknya adalah kejahatan azasi. Hak azasi dalam
pengertian Gereja Katolik selalu mengarah kepada kehidupan dan bukan kepada
kematian. Aborsi adalah suatu tindakan yang mengarah pada kematian dan hanya
dilakukan oleh orang yang mencintai kematian.
Paus Benedictus XVI dalam kunjungannya ke Austria, dengan
tegas mengumandangkan kembali ajaran Gereja bahwa aborsi adalah dosa besar dan
aborsi sama sekali bukan hak azasi. Pernyataan Paus tersebut disambut gembira
oleh pencinta kehidupan dan di lain pihak disambut dengan protes keras oleh
para pencinta kematian. Sebab memang kata-kata Johannes Paulus II, sangatlah
benar, beliau mengatakan bahwa zaman ini sangat diwarnai oleh “budaya kematian”
(the culture of death). Manusia atas nama kesenangan yang sifatnya sangat
sementara dan sangat egois mengorbankan kehidupan.
ABORSI MENURUT AGAMA KATOLIK
Aborsi Menurut Pandangan Agama Katholik • Gereja mengajak
pengikutnya untuk menghormati hidup manusia sejak dari awal, oleh karena itu
dapat dikatakan dengan tegas, Katholik pun menolak adanya pengguguran. •
Katolik menolak dengan tegas abortus atau pengguguran dengan cara dan alasan
apa pun. Sekalipun aborsi itu dilakukan dengan alasan kesehatan dari si ibu.
Atau karena rasa belas kasihan karena melihat anak yang akan dilahirkan itu
nanti cacat (cacat fisik atau cacat mental) sehingga dianggap tidak memiliki
masa depan yang baik kecuali penderitaan. Bahkan katolik juga menolak aborsi
terhadap bayi yang dikandung akibat kecelakaan (ibu diperkosa atau hasil
pergaulan bebas dan sebagainya). Tidak ada satu orang pun yang berhak mengambil
jiwa seseorang, sekalipun ia masih manusia kecil dalam kandungan. • Sanksi
aborsi termuat dalam Kitab Hukum Kanonik Gereja no. 1398, yaitu berupa
ekskomunikasi otomatis, atau pengucilan dari kehidupan Gereja.